BOLOGNA, ITALY - FEBRUARY 27: Sergio Conceicao of Milan reacts during the Serie A match between Bologna and Milan at Stadio Renato DallAra on February 27, 2025 in Bologna, Italy. (Photo by Image Photo Agency/Getty Images)
Foto: Getty Images/Image Photo Agency


Milan

Mantan pelatih AC Milan, Arrigo Sacchi, menilai Sergio Conceicao tak patut disalahkan atas terpuruknya Rossoneri di musim ini. Ia datang saat Milan sudah kacau.

Milan gagal meraih gelar Coppa Italia. Rossoneri kalah 0-1 di final dari Bologna pada laga yang digelar di Olimpico, Kamis (15/5/2025). Gol tunggal kemenangan Rossoblu dicipitakan oleh Dan Ndoye pada menit ke-53.

Kegagalan juara Coppa Italia membuat Milan semakin suram di musim ini. Il Diavolo kini masih berada di peringkat ke-8 Serie A.


Milan juga sudah lebih dulu tersingkir dari Liga Champions di babak playoff fase gugur. Mereka hanya mampu meraih satu gelar di musim ini yaitu trofi Piala Super Italia.

Pelatih Milan, Sergio Conceicao, jadi sosok yang paling disorot atas hasil buruk timnya tersebut. Ia merapat ke San Siro pada Desember tahun ini mengisi posisi yang ditinggalkan Paulo Fonseca.

Conceico diharapkan bisa mengangkat performa Milan. Milan justru semakin terperosok di bawah asuhannya.

Mantan pelatih Milan, Arrigo Sacchi, tapi enggan menjadikan Canceicao sebagai kambing hitam atas terpuruknya Milan. Ia menilai Milan sudah dalam kondisi kacau saat Canceicao datang di pertengahan musim.

“Di pertengahan musim, mereka pikir lebih baik mundur dan memberikan bangku cadangan kepada Conceiçao. Saya pikir dia yang paling tidak bisa disalahkan karena dia mendapati dirinya bekerja dalam kekacauan total. Pada akhirnya, Anda akan melihat dialah yang akan membayar harganya karena itu adalah salah satu aturan lama dan tidak masuk akal dalam sepak bola. Singkirkan pelatihnya, dan semuanya akan beres.”

Sacchi merasa direksi Milan yang harusnya paling bertanggung jawab atas hal ini. Mereka tak cukup baik merencanakan tim. Hal itu terlihat dari langkah transfer Milan yang mendatangkan pemain tak tepat guna.

“Milan memiliki sekelompok pemain yang direkrut secara acak. Saya bahkan tidak mempertanyakan kualitas teknis individu, meskipun saya bisa, tetapi masalah sebenarnya adalah mereka bukanlah tipe pemain yang dapat membentuk tim yang kohesif,” tambahnya.